Dengan masa pendidikan yang ditempuhnya yang kebanyakan adalah pendidikan mandiri dan beragam pengalaman. Yang pada akhirnya membentuk suatu filosofi yang sangat mendalam dan kokoh. Ia menyadari bahwa untuk menjadi seorang investor yang canggih, ia harus memiliki kemampuan untuk mengevaluasi suatu perusahaan dengan baik.
Banyak investor lainnya sibuk
menganalisa bursa saham untuk mengamati dimana akan muncul tren berikutnya,
atau berupaya meramalkan tren masa depan dengan melihat angka-angka atau gambar
serta grafik-grafik. Sementara itu buffet mencoba untuk memahami setiap bisnis
yang ia minati, seolah bisnis itu miliknya sendiri. Ia mempelajari bisnis dan
menejemen bekerja, aktifitas sehari-harinya dan ekonomi industri yang
dijalankan, dan cara meyakinkan bahwa semuanya berjalan dengan memuaskan.
Buffet mengatakan sepuluh kata
paling penting yang pernah ditulis mengenai investasi terdapat dalam buku
Graham berjudul The Intelligent Investor “investasi paling cerdas adalah ketika
investasi itu dijalankan seperti bisnis”. Jika orang lain berpikir membeli
beberapa saham di sebuah perusahaan, Buffet memperlakukan investasi seolah
perusahaan itu adalah satu-satunya perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya;
seolah ia membeli seluruh perusahaan, berpikir sebagai seorang analis bisnis,
bukan sekedar seorang analis pasar atau analis sekuritas.
Investasi yang sukses, yang pada
akhirnya akan memberikan kekayaan bagi investornya adalah kegiatan investasi
yang membutuhkan sejumlah kerja keras, bukan semata-mata keberuntungan. Investor
harus bersedia menjadi murid yang baik, ia harus bersedia duduk dan mempelajari
sesuatu yang baru. Kembali menjadi murid untuk memahami laporan perusahaan dan
industri yang hendak dijadikan target investasi, dan bahkan menganalisa
pesaingnya. Kebanyakan orang kehilangan uang di dunia investasi karena mereka
tidak menginvestasikan waktu untuk mempelajari terlebih dahulu secara cermat.
Saat warrent buffet ingin
verinvestasi di GEICO, ia meluangkan waktunya, menginvestasikan waktunya untuk
mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan asuransi. Ia membaca buku-buku di
perpustakaan mengenai asuransi. Melakukan penelitian mengenai data asuransi.
Selain itu ia berkonsultasi dan berbicara dengan para ahli serta manager
industri asuransi. Semua itu ia lakukan untuk memberikan pemahaman yang baik
bagi dirinya tentang bagaimana perusahaan asuransi bekerja. Hal serupa juga ia
lakukan ketika ia hendak berinvestasi di american expres, ia duduk di
steakhouse favoritnya berjam-jam untuk mencatat jumlah pelanggan yang
menggunakan kartu amex. Dan saat dia mulai melirik Disney, ia pergi ke bioskop
untuk melihat reaksi penonton terhadap film mary poppins. Apa yang ia lakukan
untuk mengambil keputusan investasi, sangat jauh berbeda dengan kebanyakan
investor lainnya yang hanya sibuk menunggu munculnya tren pasar berikutnya
dengan mengamati fluktuasi bursa saham.
Buffet tidak melakukan analisis
pasar saham sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan investor, namun ia lebih
fokus pada analisisnya terhadap perusahaan yang hendak ia tanamkan uangnya
disitu. Itulah mengapa berinvestasi baginya seperti memiliki perusahaan
tertentu. Sekali ia menanamkan modal disitu, maka perusahaan itu seolah adalah
perusahaan miliknya. Ia mengetahui setiap ditail dari proses perusahaan tersebut.