Langkah Awal untuk Menjadi Entrepreneur

Perubahan Era Maka Menuntut Perubahan Pola Pikir

Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan.

Era industri adalah era dimana pengolahan lahan pertanian mulai ditinggalkan, tanah-tanah subur dinilai tidak lagi memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan bekerja di pabrik-pabrik. Hal tersebut terjadi karena menjadi pekerja pabrik lebih memberikan jaminan sosial dibandingkan dengan menjadi seorang petani. Bahkan tidak sedikit orang yang menjual tanah mereka di desa guna melakukan urbanisasi. Era industri juga berarti bahwa tanah subur tidak lagi lebih menarik dari tanah-tanah gersang, sebab tanah-tanah gersang terse but lebih memberikan hasil bumi yang lebih menarik, seperti emas dan minyak yang dikandungnya.

Pada akhirnya era industri menuntut tenaga manusia yang profesional guna menjalankan mesin-mesin indurstri, dan untuk mencapai hal tersebut dunia pendidikan pun menyambutnya dengan mengubah kurikulum sekolah. Dimana sekolah-sekolah merupakan tempat untuk melatih skil agar menghasilkan tenaga-tenaga profesional dalam mengolah mesin industri dan juga administrasinya.

Dari perubahan era tersebut, terjadilah perubahan cara berpikir manusia terhadap pola arus penghasilannya. Yakni; pertama adalah mereka akan berangkat sekolah dan melatih skil mereka agar kompeten terhadap keperluan industri, kedua; mereka mencari dan mendapatkan pekerjaan serta berupaya menaiki tangga-tangga korporat ditempat mereka bekerja. Ketiga; dimana mereka telah pensiun, mengharapkan dana pensiun ataupun jaminan sosial yang lainnya untuk masa tua mereka yang telah lama ditanam selama mereka bekerja. Lalu mereka akan mendidik anak-anak mereka dengan pola yang sama.

Baca Juga : Cara Berpikir Orang Kaya

Dan kebanyakan dari masyarakat Indonesia pun memiliki mental industri ini dalam merancang masa depan mereka. Yaitu pergi sekolah dan dapatkan pekerjaan serta jaminan sosial. Cara pandang tersebut tidak lagi relevan dengan apa yang kita hadapi saat ini. Era industri memang menjanjikan penghasilan serta keamanan sosial bagi segelintir orang yang menduduki posisi yang baik di perusahaan-perusahaan, namun justru menjadikan kebanyakan orang menjadi semakin miskin.

Banyak hal yang tidak lagi relevan pada era industri sebagai tempat disandarkannya masa depan ekonomi pribadi. Diantaranya adalah;

Pertama; hanya segelintir orang saja yang benar-benar dapat menikmati jaminan sosial di setiap korporat.

Kedua; anda akan bekerja dari pagi hingga hampir larut malam demi menutupi kebutuhan hidup anda, sehingga mengabaikan perkembangan anak anda kelak.
Ketiga; PHK yang sering terjadi mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan matapencarian.

Keempat; inilah yang paling memprihatinkan, masyarakat desa seringkali menjual tanah mereka demi menyekolahkan anak-anaknya untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Sehingga perlahan-lahan masyarakat pribumi akan kehilangan lahan mereka, dan orang-orang asing akan berdatangan untuk menguasai lahan. Yang akhir dari semua itu adalah anda menjadi tamu di tanah sendiri. Disaat anda telah menjual tanah tersebut, dan dibangun sebuah industri atau perumahan dan fasilitas lainnya, sementara anda bekerja mencari nafkah, dan pada akhirnya membeli rumah-rumah yang dibangun oleh orang lain diatas tanah yang pernah anda jual, atau tanah tetangga anda yang juga memiliki pola yang sama.

Ada pola gaya hidup yang turun menurun diwariskan oleh orang tua anda yang datangnya dari pola pikir era industri. Dimana saat anda remaja, anda mulai berangkat sekolah untuk mendapatkan nilai yang baik, lalu berupaya untuk mendapatkan pekerjaan yang baik beserta jaminan sosial yang diharapkan. Anda ibarat menumpang pada suatu kapal, dimana kapal tersebut tidak mungkin akan selamanya menampung anda berlayar. Ada waktunya dimana anda akan diturunkan dari kapal tersebut dan hanya dibekali dengan skoci kecil untuk berlayar sendiri di lautan lepas. Pada saat itu datang, usia anda telah tua, tenaga anda tidak lagi sekuat saat anda muda, daya berpikir anda tidak lagi setajam semasa anda masih muda, dan masih banyak lagi hal lainnya.

Pilihannya adalah; apakah anda akan membuat kapal anda sendiri di masa muda anda, sehingga mulai terbiasa dalam menjadi kapten atas kapal anda sendiri di usia muda, dan saat anda telah menua, anda telah menjadi kapten kapal yang baik. Atau anda habiskan usia muda anda menjadi penumpang di kapal orang lain, dan akan diturunkan dari kapal itu disaat anda telah tua karena telah dinilai tidak lagi produktif, tidak lagi menguntungkan bagi kapal mereka. Analogi kapal disini adalah gambaran tentang perusahaan tempat anda bekerja atau perusahaan yang anda bangun untuk kebebasan finansial anda.

Pada dasarnya, setiap kali perubahan era, menuntut perubahan cara berpikir. Masi ingat jargon presiden Jokowidodo saat kampanya? Beliau memiliki jargon Revolusi Mental. Artinya era informasi menuntut pada perubahan cara berpikir secara total berbeda dari sebelumnya. Sebab saat ini persaingan tidak hanya persaingan antar sesama rekan kerja di kantor Anda bekerja untuk mendapatkan promosi, namun persaingan saat ini juga terjadi antar negara. Sebab perusahaan-perusahaan bisa saja mengambil tenaga kerja dari berbagai negara yang lebih dianggap kompeten.

Era informasi adalah era dimana kesempatan telah terlahir begitu besar dalam sepanjang sejarah peradaban manusia. Anda bisa saja berkomunikasi dengan orang-orang yang berada jauh tanpa harus menempuh perjalanan berjam-jam. Anda bisa saja bertemu dengan orang lain yang berbeda negara dalam waktu yang sangat singkat. Berbagai macam kerja sama bisnis dapat terjadi begitu cepet, dan roda persaingan berputar begitu cepat. Sebab selain era informasi ini adalah era lahirnya kesempatan-kesempatan besar, juga merupakan era persaingan yang begitu ketat dibandingkan sebelumnya. 

Karena itu perlu pola yang berbeda dari sebelumnya untuk mampu bertahan dan menjadi pemenang di era informasi ini. Lepaskan perlahan pola pikir era industri Anda yang anda warisi dari orang tua, dan perlahan mengubah pola pikir anda dengan pola pikir baru.