Miskin dan Bangkrut adalah Dua Hal Berbeda, Dan itulah Alasan Mengapa Orangkaya Muda Bangkit Setelah Bangkrut dibandingkan dengan Orang Miskin



Hallo Sobat entrepreneur........
disini saya ingin menyampaikan pada kalian bahwa; Miskin dan bangkrut bukanlah hal yang sama. Miskin adalah kondisi mindset dan mentalitas, namun bangkrut adalah sesuatu yang berkaitan dengan kondisi financial. Apa yang menjadikan seseorang menjadi kaya financial atau bebas financial adalah mentalitas kaya yang dimilikinya. Mentalitas kaya adalah mentalitas entrepreneur. Dimana kamu menuntut dirimu untuk mandiri secara financial, bukan mencari pekerjaan, namun justru kamu melatih otakmu untuk menciptakan pekerjaan.
Jadikan keseharianmu sebagai olahraga mentalitas kaya. Setiap kamu menemukan hal-hal yang berhubungan dengan financial, lihatlah hal tersebut dengan kacamata kekayaan. Misalkan jika kamu memiliki keinginan untuk membeli sesuatu, jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak dapat membelinya, atau bahkan belum dapat membelinya. Namun akhiri keinginan itu dengan pertanyaan “bagaimana aku agar dapat membelinya?” hal ini akan melatih mental kamu untuk memilik mentalitas kaya. Saat kamu memberikan pertanyaan pada pikiranmu, kamu memberikan tugas pada otakmu untuk berpikir tentang solusi. Namun saat kamu mengatakan bahwa kamu tidak bisa. Maka pada saat itu kamu menidurkan otakmu. 

Baca Juga; Fokus Adalah sebagai Kunci  Kesuksesanmu 
Hal ini sama halnya seperti seseorang yang rajin pergi ke gym untuk melatih ototnya dengan orang yang menghabiskan waktunya di depan tv dan memakan makanan ringan. Orang yang rajin melatih ototnya justru akan tumbuh lebih sehat dan kuat. Dan jika kamu terus melatih otakmu dengan tidak membiarkan dia tertidur, maka otakmu akan berpikir semakin cepat tentang solusi untuk membantumu memiliki apa yang hendak kamu miliki. 
Pola pikir seseorang, pada akhirnya akan menentukan bagaimana ia menjadi. Ingat selalu hal tersebut. Jika kamu terus mempelajari ilmu hukum, menjadikan ilmu hukum sebagai kaca mata kamu melihat setiap fenomena, maka kamu akan menjadi seorang pengacara hukum. Namun jika kamu ingin menjadi seorang yang kaya, maka lihat segala fenomena dan fokuskan pikiran kamu untuk selalu melihat hal tersebut dalam sisi financial, dan lihat dirimu untuk selalu mampu. Saya mengenal seseorang yang sangat kaya raya, bahkan saat dia dulu masih belum mencapai apa-apa, dia sering mengatakan bahwa dirinya adalah orang kaya. Dan dia selalu menilai apa yang dia lakukan adalah apa yang seharusnya orang kaya lakukan atau apa yang seharusnya orang kaya tidak lakukan.
Misalkan saja, saat ia memilih untuk membeli sesuatu, ia akan mempertimbangkan kemampuan arus kas sehat dia dengan setiap beban konsumtif yang akan dia miliki. Artinya dia akan memperhatikan terlebih dahulu kemampuan asetnya untuk memikul beban konsumtif yang akan dibelinya. Baca juga: Arus Kas/Cashflow. Lalu jika asetnya tidak cukup kuat untuk mengungkit beban konsumtif tersebut, dia akan mengurungkannya. Dan dia akan katakan bahwa beginilah orang kaya melakukannya.
Orang kaya berfokus membangun asset, dan hal ini dapat menjadi alasan kuat untuk kamu menahan diri dalam mengatur arus kas. Bukan karna kamu tidak mampu, namun belum saatnya untuk hal itu, itu adalah kebijakan dalan mengolah financial. Lalu katakan dalam dirimu “beginilah orang kaya melakukannya” hal sederhana seperti itu, akan terus membentuk mentalitas kayamu.

Baca Juga; Urus Bisnismu Sendiri 
Otak adalah anugrah terbesar yang kamu miliki, banyak orang menjadikan otaknya sebagai lawan untuk menghancurkan dirinya sendiri. Liabilitas terbesarnya adalah otak dan pola pikirnya. Dan hanya segelintir orang yang mampu menjadikan kekuatan otak itu sebagai asset yang dapat menjadikannya semakin sejahtera.
Menjadi seorang yang sukses dalam bisnis dan entrepreneur, bukan berbicara semata-mata tentang cara mendapatkan uang atau membangun sebuah bisnis, namun yang jauh lebih penting dari itu adalah alasan kuat. Karena bagaimanapun juga cara itu kamu ketahui hingga sedetail-detailnya, jika kamu tidak memiliki keberanian untuk mengambil tindakan, maka kamu hanya akan menyianyiakan pengetahuan tersebut.